KOMUNIKASI EFEKTIF

KOMUNIKASI EFEKTIF | TopKarir.com
08 SEP 2021 04:51 PEMBEKALAN KARIR 1609 KALI DI BACA 0 KOMENTAR 0 KALI DIBAGIKAN

Manusia adalah mahkluk komunikasi. Mayoritas dalam kehidupan sehari-hari dihabiskan oleh manusia untuk berkomunikasi. Menjadi menarik ketika manusia terlahir ke dunia ia langsung berkomunikasi dengan orang-orang sekitarnya. Alhasil manusia melakukan komunikasi seumuran dengan usianya. Walaupun manusia sudah melakukan komunikasi seusia dirinya,  tetap saja kemampuan berkomunikasi perlu terus ditingkatkan.

Asal muasal kata komunikasi (communicate) dari bahasa latin communicare yang  berarti membagi atau menyamakan. Dengan demikian tujuan komunikasi adalah mengekspresikan pikiran, ide, dan perasaan kepada orang lain dengan maksud tercipta saling pengertian. Katakanlah Danendra sedang berkomunikasi dengan Yudis. Dengan demikian dua orang ini saling membagi informasi. Bisa juga dua orang ini menyamakan persepsi sehingga tercipta proses komunikasi yang produktif.

Dalam kasus lain, sebagai atasan Danendra memiliki berbagai ide untuk pengembangan proses bisnis agar tercipta sebuah proses yang lebih efektif. Ia kemudian memanggil bawahannya Vier untuk berbagai ide tersebut. Pertama kali yang dilakukan Danendra kepada Vier adalah menyamakan persepsi dulu. Ketika dua orang yang berkomunikasi ini satu persepsi, maka ide yang digulirkan oleh Danendra akan mendapat tanggapan positif dari Vier. Saling pengertian kemudian tercipta tanpa harus direkayasa.

Ada tiga prinsip komunikasi yang bisa dijadikan pegangan sehingga pemahaman kita tentang komunikasi jauh lebih komprehensif. Pertama, komunikasi perilaku yang dapat dipelajari. Seperti halnya dengan ilmu lainnya seperti matematika, kimia, ekonomi, biologi dan sastra, ilmu komunikasi juga dapat dipelajari. Hanya saja mempelajari ilmu komunikasi menjadi jauh lebih produktif apabila dipraktikkan sehingga komunikasi menjadi perilaku. Perilaku dalam berkomunikasi ini yang kemudian menggambarkan perilaku keseluruhan dari manusia bersangkutan.

Kedua, komunikasi kelihatannya sebagai suatu proses yang sederhana, namun demikian komunikasi sering terkendala. Prinsip kedua ini yang menjadikan komunikasi tetap menjadi kajian menarik sekaligus paling banyak diajarkan kepada karyawan dalam sesi pelatihan (pengembangan diri). Tokoh pertama kali yang mengajarkan pelatihan pengembangan diri untuk para profesional diluar bangku sekolah adalah Dale Carnegie. Pelatihan ini dimulai tahun 1912.

Dihitung sampai sekarang usia pelatihan ini sudah lebih seratus tahun. Materi apa yang diajarkan pertama kali oleh Dale Carnegie? Tak lain cara berkomunikasi efektif. Sampai hari ini pelatihan ala Dale Carnegie tetap diminati para profesional. Pun buku teksnya bertajuk “How to Win Friend and Influence People” yang terbit pertama kali tahun 1932 tetap menjadi buku rujukan utama dan oplahnya sampai hari ini terbesar nomer dua di dunia setelah Kitab Suci.

Ketiga, Anda dapat membuat perubahan yang drastis dalam kualitas hubungan interpersonal hanya dengan komunikasi. Ternyata komunikasi merupakan perkakas paling efektif untuk menciptakan hubungan harmonis antar dua individu, bahkan kelompok. Mengapa ada sebuah organisasi yang cara kerjanya efektif dus orang-orang didalam organisasi tersebut minim berkonflik? Mengapa orang-orang dalam organisasi tersebut hampir saban waktu merayakan kesenangan dalam bekerja sehingga mereka menunjukkan loyalitas tinggi kepada organisasi?      Ternyata jawabannya sederhana; komunikasi antar individu dalam organisasi tersebut berjalan lancar dan tidak saling menindas. Mereka berkomunikasi dengan enak, tanpa sekat dan saling respek satu sama lain. Itulah korelasi antara komunikasi dan kualitas hubungan interpersonal. Semakin bagus antar individu dalam organisasi tersebut dalam berkomunikasi, semakin bagus pula hubungan interpersonal antar mereka. Ujungnya organisasi akan semakin produktif dengan kinerja yang bertumbuh berkelanjutan.

Seperti sudah disebutkan diatas, komunikasi akan berpengaruh besar terhadap perilaku manusia. Dalam bahasa lain, perilaku seseorang dengan cepat akan diketahui dari cara dia berkomunikasi. Kata-kata yang dipilih, intonasi yang diucapkan dan bahasa tubuh yang digerakkan akan menunjukkan perilaku orang bersangkutan. Seperti halnya prinsip dalam komunikasi, perilaku orang dalam berkomunikasi juga ada tiga.

Pertama, Pasif. Yakni ketidakmampuan seseorang dalam mengekspresikan perasaan dan pikiran dengan penuh keyakinan. Ia menjadi pribadi yang mengambang, tidak tegas dan susah untuk ditebak keinginannya. Adalah Mirna, karyawan bagian keuangan yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Karena kemampuan tehnisnya tersebut dan masa kerja yang sudah lebih dari cukup, seharusnya Mirna sudah naik jabatan menjadi supervisor. Namun mengapa perusahaan justru memilih Nyoman sebagai supervisor padahal secara tehnis kemampuannya berada dibawah Mirna? Tak lain karena Mirna orangnya pasif. Jika diajak berkomunikasi menunjukkan mimik muka yang tidak menyenangkan. Mirna hanya berbicara sepatah-dua patah kata dan lawan bicaranya kesulitan untuk mendapat informasi lebih lanjut darinya.

Kedua, Agresif. Berbanding terbalik dengan pasif, agresif justru tidak memperhitungkan perasaan orang lain. Ia memandang rendah orang lain. Dominan dalam berkomunikasi dan tidak memberi kesempatan orang lain untuk berbicara. Ia menjadi pembicara yang berlebihan, namun miskin untuk mendengarkan. Orang agresif cenderung memiliki banyak musuh lantaran kurang respeknya dia terhadap orang lain. Perilaku agresif ini menjadi penghalang baginya untuk berkarir lebih tinggi. Miskinnya kemampuan mendengar membuat ia bukan menjadi pemimpin yang baik. Ia cenderung akan menjadi pemimpin intimidatif yang lebih banyak menakut-nakuti dan mengancam bawahan ketimbang memotivasi dan memberdayakan bawahannya.

Ketiga, asertif. Perilaku asertif berdiri ditengah-tengah antara pasif dan agresif. Sebagai komunikator ia mampu mengekspresikan diri dengan penuh keyakinan namun tetap menghormati orang lain. Akar dari komunikasi yang dianutnya adalah respek (hormat). Respek terhadap diri sendiri dan orang lain. Itulah yang menyebabkan karir Silalahi bisa berlari dengan kencang. Hanya dua tahun ia menjadi staf. Tahun berikutnya ia langsung dipromosikan menjadi supervisor. Tiga tahun menjadi supervisor, Silalahi langsung mendapat posisi sebagai junior manager. Hanya satu tahun menjadi junior manager, hari ini Silalahi dipromosikan menjadi manager.

Apa rumus yang digunakan oleh Silalahi dalam menapak karirnya? Ternyata sederhana; gabungan antara ketrampiran yang terus diasah dan kemampuan berkomunikasi secara asertif yang terus dikembangkan. Ia respek terhadap bawahannya, sesama rekan kerja dan atasannya. Bahkan kepada konsumennya yang sering mengeluh (komplain) terhadapnya, akan ditanggapi dengan penuh persahabatan. Ia menghormati setiap orang yang berhubungan dengannya. Menjadi sebuah kewajaran apabila organisasi juga menghormatinya dengan cara menaikkan terus posisi (jabatannya).

Menjadi pribadi yang asertif memang akan membuat seseorang bisa berkomunikasi dengan efektif. Perilaku asertif penyebab dari rasa saling hormat antara komunikator dengan komunikannya. Alhasil, mari kita mengembangkan perilaku asertif dalam berkomunikasi.

 

 

 

A.M. Lilik Agung. Senior trainer. Alumni FNE dan FE Ekstension UGM.

Berlamat di: lilik@galerihc.com


  • Login terlebih dahulu jika ingin meninggalkan komentar.